1.
PENGERTIAN
-
Audit
Audit dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi,
sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten,
objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor.
-
Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan untuk kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
-
Sistem informasi
Sistem informasi yaitu suatu sistem yang menyediakan informasi untuk
manajemen dalam mengambil keputusan dan juga untuk menjalankan operasional
perusahaan, di mana sistem tersebut merupakan kombinasi dari orang-orang,
teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang tergorganisasi.
-
Audit teknologi Sistem Informasi
Audit
teknologi Sistem Informasi adalah suatu sistem pengolahan data keuangan dan
pelayanan jasa perbankan secara elektronis dengan menggunakan sarana komputer,
telekomunikasi, dan sarana elektronis lainnya.
2.
FENOMENA ERA SISTEM INFORMASI
1. ERA KOMPUTERISASI
Periode ini dimulai sekitar tahun 1960-an
ketika mini computer dan mainframe diperkenalkan perusahaan seperti IBM ke
dunia industri. Kemampuan menghitung yang sedemikian cepat menyebabkan banyak
sekali perusahaan yang memanfaatkannya untuk keperluan pengolahan data (data
processing).
Pemakaian komputer di masa ini ditujukan
untuk meningkatkan efisiensi, karena terbukti untuk pekerjaan-pekerjaan
tertentu, mempergunakan komputer jauh lebih efisien (dari segi waktu dan biaya)
dibandingkan dengan mempekerjakan berpuluh-puluh SDM untuk hal serupa. Pada era
tersebut, belum terlihat suasana kompetisi yang sedemikian ketat. Jumlah
perusahaan pun masih relatif sedikit. Kebanyakan dari perusahaan-perusahaan
besar secara tidak langsung “memonopoli pasar-pasar tertentu, karena belum ada
pesaing yang berarti.
Hampir semua perusahaan-perusahaan besar
yang bergerak di bidang infrastruktur (listrik dan telekomunikasi) dan
pertambangan pada saat itu membeli perangkat komputer untuk membantu kegiatan
administrasinya sehari-hari. Keperluan organisasi yang paling banyak menyita
waktu komputer pada saat itu adalah untuk administrasi back office, terutama yang
berhubungan dengan akuntansi dan keuangan. Di pihak lain, kemampuan mainframe
untuk melakukan perhitungan rumit juga dimanfaatkan perusahaan untuk membantu
menyelesaikan problem-problem teknis operasional, seperti simulasi-simulasi
perhitungan pada industri pertambangan dan manufaktur.
2. ERA TEKNOLOGI INFORMASI
Kemajuan teknologi digital yang
dipadu dengan telekomunikasi telah membawa komputer memasuki masa-masa
“revolusi”-nya. Di awal tahun 1970-an, teknologi PC atau Personal Computer
mulai diperkenalkan sebagai alternatif pengganti mini computer. Dengan
seperangkat komputer yang dapat ditaruh di meja kerja (desktop), seorang
manajer atau teknisi dapat memperoleh data atau informasi yang telah diolah
oleh komputer (dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan mini
computer, bahkan mainframe).
Kegunaan komputer di perusahaan
tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, namun lebih jauh untuk mendukung
terjadinya proses kerja yang lebih efektif. Tidak seperti halnya pada era
komputerisasi dimana komputer hanya menjadi “milik pribadi” Divisi EDP
(Electronic Data Processing) perusahaan, di era kedua ini setiap individu di
organisasi dapat memanfaatkan kecanggihan komputer, seperti untuk mengolah
database, spreadsheet, maupun data processing (end-user computing).
Pemakaian komputer di kalangan perusahaan
semakin marak, terutama didukung dengan alam kompetisi yang telah berubah dari
monompoli menjadi pasar bebas. Secara tidak langsung, perusahaan yang telah
memanfaatkan teknologi komputer sangat efisien dan efektif dibandingkan
perusahaan yang sebagian prosesnya masih dikelola secara manual. Pada era
inilah komputer memasuki babak barunya, yaitu sebagai suatu fasilitas yang
dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan, terutama yang bergerak
di bidang pelayanan atau jasa.
3. ERA SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI
Teori-teori manajemen organisasi modern
secara intensif mulai diperkenalkan di awal tahun 1980-an. Salah satu teori
yang paling banyak dipelajari dan diterapkan adalah mengenai manajemen
perubahan (change management). Hampir di semua kerangka teori manajemen
perubahan ditekankan pentingnya teknologi informasi sebagai salah satu komponen
utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang ingin menang dalam
persaingan bisnis.
Tidak seperti pada kedua era sebelumnya
yang lebih menekankan pada unsur teknologi, pada era manajemen perubahan ini
yang lebih ditekankan adalah sistem informasi, dimana komputer dan teknologi
informasi merupakan komponen dari sistem tersebut. Kunci dari keberhasilan
perusahaan di era tahun 1980-an ini adalah penciptaan dan penguasaan informasi
secara cepat dan akurat. Informasi di dalam perusahaan dianalogikan sebagai
darah dalam peredaran darah manusia yang harus selalu mengalir dengan teratur,
cepat, terus-menerus, ke tempat-tempat yang membutuhkannya (strategis).
Ditekankan oleh beberapa ahli manajemen, bahwa perusahaan yang menguasai
informasilah yang memiliki keunggulan kompetitif di dalam lingkungan makro
“regulated free market”.
Di dalam periode ini, perubahan secara
filosofis dari perusahaan tradisional ke perusahaan modern terletak pada
bagaimana manajemen melihat kunci kinerja perusahaan. Organisasi tradisional
melihat struktur perusahaan sebagai kunci utama pengukuran kinerja, sehingga
semuanya diukur secara hirarkis berdasarkan divisi-divisi atau departemen.
Dalam teori organisasi modern, dimana persaingan bebas telah menyebabkan
customers harus pandai-pandai memilih produk yang beragam di pasaran, proses
penciptaan produk atau pelayanan (pemberian jasa) kepada pelanggan merupakan
kunci utama kinerja perusahaan.
Keadaan ini sering diasosiasikan dengan
istilah-istilah manajemen seperti “market driven” atau “customer base company”
yang pada intinya sama, yaitu kinerja perusahaan akan dinilai dari kepuasan
para pelanggannya. Sangat jelas dalam format kompetisi yang baru ini, peranan
komputer dan teknologi informasi, yang digabungkan dengan komponen lain seperti
proses, prosedur, struktur organisasi, SDM, budaya perusahaan, manajemen, dan
komponen terkait lainnya, dalam membentuk sistem informasi yang baik, merupakan
salah satu kunci keberhasilan perusahaan secara strategis.
4. ERA GLOBALISASI INFORMASI
Belum banyak buku yang secara eksplisit
memasukkan era terakhir ini ke dalam sejarah evolusi teknologi informasi.
Fenomena yang terlihat adalah bahwa sejak pertengahan tahun 1980-an,
perkembangan di bidang teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi)
sedemikian pesatnya, sehingga kalau digambarkan secara grafis, kemajuan yang
terjadi terlihat secara eksponensial. Ketika sebuah seminar internasional
mengenai internet diselenggarakan di San Fransisco pada tahun 1996, para
praktisi teknologi informasi yang dahulu bekerja sama dalam penelitian untuk
memperkenalkan internet ke dunia industri pun secara jujur mengaku bahwa mereka
tidak pernah menduga perkembangan internet akan menjadi seperti ini. Ibaratnya
mereka melihat bahwa yang ditanam adalah benih pohon ajaib, yang tiba-tiba
membelah diri menjadi pohon raksasa yang tinggi menjulang. Sulit untuk
ditemukan teori yang dapat menjelaskan semua fenomena yang terjadi sejak awal
tahun 1990-an ini, namun fakta yang terjadi dapat disimpulkan sebagai berikut:
Ø
Tidak ada yang dapat menahan lajunya perkembangan teknologi informasi.
Keberadaannya telah menghilangkan garis-garis batas antar negara dalam hal flow
of information.
Ø
Tidak ada negara yang mampu untuk mencegah mengalirnya informasi dari
atau ke luar negara lain, karena batasan antara negara tidak dikenal dalam
virtual world of computer. Penerapan teknologi seperti LAN, WAN, GlobalNet,
Intranet, Internet, Ekstranet, semakin hari semakin merata dan membudaya di
masyarakat.
Terbukti sangat sulit untuk menentukan
perangkat hukum yang sesuai dan terbukti efektif untuk menangkal segala hal
yang berhubungan dengan penciptaan dan aliran informasi.
3.
PERKEMBANGAN AUDIT SAAT INI
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak
abad ke limabelas. Tahun kelahiran pengauditan laporan keuangan secara pasti
tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa pada sekitar
awal abad ke limabelas jasa Auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun
pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang
pesat baru terjadi pada abad ini.
Penguditan
Independen Sebelum Tahun 1900
Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika
Utara berasal dari Inggris. Akuntansi sebagai profesi diperkenalkan di bagian
benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad ke sembilan belas. Para akuntan di
Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit sebagaimana yang
berlaku di Inggris.
Perusahaan-perusahaan publik di Inggris
pada waktu itu harus tunduk pada undang-undang yang disebut Companies Act.
Menurut undang-undang tersebut semua perusahaan publik harus diaudit. Ketika
fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk laporan model Inggris
turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak
sama dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana disebutka di atas, di Inggris
semua perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu
itu tidak wajib diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang disebut Securities and Exchange
Commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor
atas laporan keuangan.
Tidak adanya peraturan undang-undang yang
mengharuskan audit atas laporan yang diberikan kepada para pemegang saham,
menyebabkan audit pada abad ke semblin belas menjadi beraneka-ragam,
kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang berupa audit atas
semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara menyeluruh dan
mendalam. Auditor biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari dewan
komisaris perusahaan, dan laporan hasil audit biasanya dialamtkan kepada pihak
intern perusahaan, bukan kepada para pemegang saham. Pemberian laporan kepada
pemegang saham pada waktu itu tidak biasa dilakukan. Para manajer perusahaan
hanya mengingikan untuk mendapat jaminan dari auditor bahwa kecurangan dan
kekeliruan dalam pencatatan tidak terjadi.
Perkembangan
di Abad 20
Memasuki abad XX, revolusi industri
kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama masa itu jumlah perusahaan industri
telah berkembang dengan pesat. Jumlah
pemegang saham juga semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan
auditor. Kebanyakan pemegang saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan
seorang auditor, dan kesalahpahaman melanda banyak pihak termasuk para pimpinan
perusahaan dan bankir. Pada umumnya mereka beranggapan bahwa pendapat auditor
adalah jaminan keakuratan laporan keuangan.
Profesi akuntansi di Amerika berkembang
pesat setelah berakhirnya Perang Dunia I. Sementara itu kesalahpahaman tentang
fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung, sehingga pada tahun 1917
Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletinyang memuat cetak
ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute of Accountant (yang
selanjutnya berubah menjadi American Institute of Certified Public Accountants
atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi
yanng seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan
tentang bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini merupakan pernyataan
pertama yang dikeluarkan oleh profesi akuntansi di Amerika Serikat dari sekian
banyak pernyataan yang dikeluarkan selama abad ke-20.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun
laporan tanpa mengikuti pedoman resmi. Akan tetapi pada 50 tahun terakhir,
profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang umum digunakan melalui
AICPA. Redaksi atau susunan kalimat dalam laporan hasil audit tidak lagi
merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses
pengambilan keputusan. Alternatif bentuk tipe laporan yang dapat dipilih
auditor tidak banyak, dan sekali auditor memilih jenis pendapat yang diberikan
dalam situasi tertentu, auditor tinggal memilih jenis laporan yang dirncang
untuk menyatakn pendapat tersebut.
Perkembangan
Pengauditan di Indonesia
Profesi akuntansi di Indonesia masih
tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah perusahaan di Indonesia
belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya hampir tidak dikenal.
Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu
itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti
itu berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di
Indonesia setelah tahun 1950-an, yaitu ketika semakin banyak perusahaan
didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui
pendidikan di perguruan tinggi.
Tongga penting perkembangan akuntansi di
Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan
Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut hampir
sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di
Amerika Serikat. Penetapan prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia
terutama dipicu oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang
akan menjual sahamnya di pasar modal untuk memliki laporan keuangan yang telah
diaudit. Selain itu perkembangan yang terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun
1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi
perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada
tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu
perseroan terbatas menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan
perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan publik.
Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin
meningkatkan peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi
perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan publik).
Sejalan dengan perkembangan profesi
akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah berkali-kali melakukan
penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan akuntan
agar dapat mangakomodasiperkembangan yang sangat pesat dalam dunia usaha,
dengan tetap mangacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan
profesi akuntansi internasional. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang
prinsip akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan
(SAK)dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan
Standar Akuntansi yang dibentuk IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus
tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia memasuki abad ke-21 ini masih belum
dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang terjadi atas laporan auditor,
karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Situasi demikian nampak sekali
ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal Bank Bali yang
diaudit oleh Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya, dikomentari
berbagai pihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerinkan kesalahpahaman
masyarakat, tidak saja mengenai makna pendapat auditor atas laporan keuangan
yang diperiksanya, tetap juga mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit
yang bisa dilakukan oleh seorang auditor.
4.
REVIEW SOFTWARE AKUNTANSI
Ada beberapa varian dari software
akuntansi, sebagai berikut:
1.
Bee POS
adalah Software Kasir yang dibuat khusus untuk
usaha Toko, Minimarket/swalayan, Retail.
2.
Bee Lite
adalah Software Retail yang cocok digunakan
untuk Distributor/agen yang mempunyai banyak sales, Penjualan Kredit (Piutang)
dengan beberapa level harga berjenjang.
3.
Bee Silver
adalah Software Accounting entry-level yang
cocok digunakan untuk perusahaan dagang dan jasa skala menengah dan micro.
4.
Bee Gold
adalah Software Accounting kelas medium
yang cocok digunakan untuk perusahaan dagang dan jasa skala menengah yang sudah
siap menerapkan Akuntansi secara penuh.
5.
Bee Platinum
adalah Software Accounting edisi paling
lengkap dari Bee Accounting, cocok digunakan untuk perusahaan dagang dan jasa
skala menengah atas/enterprise yang sudah siap menerapkan Akuntansi secara
penuh, namun membutuhkan alat bantu otomatisasi akuntansi yang mudah.